Selamat Datang di Website Wisma Pangestu

About us

adalah sarana retret, seminar, konvensi, dan pelatihan. Seluas 1,4 hektar di daerah Cicurug-Sukabumi, Jawa Barat. Sejauh mata memandang akan terlihat pemandangan gunung Pangrango dan Gunung Salak. Sarana penginapan yang tidak menyajikan kemewahan melainkan kebersihan, kerapian serta keluasan sehingga membantu para peserta maupun pengunjung untuk melengkapi dirinya berkarya bagi Kerajaan Allah

Informasi Harga, Fasilitas & Lokasi Wisma Pangestu

Harga paket all in
Rp. 100.000,- untuk per orang / hari (Makan 3x & Snack 2x) - Call For Info

Asrama Putra Akwila
Kapasitas 8 Kamar dengan tiap kamar dapat diisi 7 orang dan memiliki 6 kamar mandi

Asrama Putri Priskila
Kapasitas 8 Kamar dengan tiap kamar dapat diisi 7 orang dan memiliki 6 kamar mandi

Gedung Ebenhaezer
berkapasitas Ruang Makan di lantai dasar dan Asrama berkapasitas 8 Kamar dapat diisi 6 orang
dilengkapi 8 kamar mandi

Gedung Baru (Baru diresmikan)
kapasitas 10 kamar dalam setiap kamar ada kamar mandi dengan 2 kamar dapat diisi 7 orang dan 8 kamar lainnya dapat diisi 6 orang

Penggunaan Aula Besar
(kapasitas 300 orang)

Pengunaan Aula Sedang
(kapasitas 125 orang)

Administrasi Perizinan Kegiatan
Rp. 150.000


MOHON PERHATIAN; HARGA-HARGA DIATAS DAPAT BERUBAH SEWAKTU-WAKTU

CLICK FORM HERE!!!

Arah menuju Lokasi Wisma Pangestu

Kalau anda telah tiba di Cicurug
Turunlah di pasar Cicurug (dijalan utama Jl.Siliwangi) dan carilah Jl.H.Sanusi (gang) di dekat pasar tersebut (d/h.Jl.Kongsi). Ini juga gang dimana terdapat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jabar. Masuklah melalui jalan tersebut dan telusuri jalan aspal kira-kira 200 meter sampai Saudara menemui jalan rel kereta api. Lintasilah jalan kereta-api tsb. dengan hati-hati bila membawa anak-anak (tiada palang pengaman!) disebelah kanan anda akan melihat papan bertuliskan Wisma Pangestu.

Naik Angkutan Umum dari JABOTABEK
setelah tiba di Cicurug baca petunjuk di atas "Kalau anda tiba di Cicurug"

  • Dari terminal Pulo Gadung naik bus yang jurusan Sukabumi.
  • Dari terminal Tg.Priok naik bus yang jurusan Sukabumi.
  • Dari UKI Cawang naik omprengan didepan HKBP yang jurusan Ciawi, kemudian sambung dengan L300 Jurusan Sukabumi-Bogor atau Angkot Jurusan Cicurug.
  • Dari terminal Kalideres naik bus yang jurusan Sukabumi.
  • Dari terminal Bekasi, Cikarang, Karawang naik bus yang jurusan Sukanbumi.

Naik kendaraan sendiri/coltmini dari Bogor dan kereta api dari JABOTABEK
setelah tiba di Cicurug baca petunjuk di atas "Kalau anda tiba di Cicurug"

  • Ambillah jurusan Bogor, di Ciawi ambillah jurusan Sukabumi. Dari terminal Bogor naik Coltmini atau Angkot jurusan Cicurug/Sukabumi kemudian turunlah di pasar Cicurug
  • Boleh juga naik kereta api jurusan Bogor kemudian sambung dengan kereta api jurusan Sukabumi dan turun di stasiun Cicurug. Dari stasiun Cicurug seberangilah jalan raya dan naik Angkot atau Koasi arah Ciawi/Bogor kemudian turun di Pasar Cicurug

Naik bis dari BANDUNG
setelah tiba di Cicurug baca petunjuk di atas "Kalau anda tiba di Cicurug"

  • Dari terminal Leuwi Panjang naiklah bus yang jurusan Sukabumi. Turunlah di terminal Sukabumi kemudian naik kendaraan lagi yang menuju Bogor atau Jakarta dan turun di Pasar Cicurug
  • Dari terminal Leuwi Panjang naiklah bus yang jurusan Bogor kemudian turun di Ciawi. Dari Ciawi naik angkot atau koasi jurusan Cicurug dan turunlah di pasar Cicurug

Parkir Kendaraan Pribadi

Kendaraan pribadi anda dapat dilokasi yang cukup dekat dengan Wisma Pangestu. Penempatan mobil serta isinya merupakan tanggungjawab anda sendiri. Sebaiknya hubungilah kami dengan keterangan berapa tempat parkir yang diperlukan agar segala sesuatunya bisa kami urus dan tempat parkir bisa kami sampaikan pada anda sebelum berangkat ke Cicurug.

Mission Statement dan Badan Pengurus Yayasan Pangestu

Mission Statement
Wisma Pangestu Cicurug ada untuk memuliakan Allah dengan menjadi alat transformasi bagi masyarakat dan Gereja

Vision
Wisma Pangestu Cicurug menerima tanggung jawab dari Allah untuk menjadi alat transformasi melalui penyediaan:
*Sarana dan fasilitas
*Pembinaan dan pelatihan
*Penyediaan program-program khusus
*Fasilitator program masyarakat

Pengurus Yayasan Pangestu
Wisma Pangestu dikelola oleh sebuah Yayasan yang bernama Yayasan Pangestu Cicurug.



SUSUNAN BADAN PENGURUS LENGKAP YAYASAN PANGESTU CICURUG

BADAN PEMBINA
Pdt.John Mellolo, M.Div. (Ketua)
Ibu Syul Maatita (Sekretaris)
Pdt. Dr.Y.Y.Tomatala (Anggota Ex-officio)
Pdt.G.Marso Daniel, M.Div. (Anggota Ex-officio)
Pdt.Max Sumarauw (Anggota)

BADAN PENGAWAS
Judy Gaskin (Ketua)
Peter Darmaun (Wkl.Ketua)
Mick Lorenz (Anggota)
Yakub Darmaun (Anggota)
Ibu Yohana Ouw (Anggota)

BADAN PENGURUS
Ev.Ivone Palar, MA (Ketua)
Pdt.Masjohnly Daud, S.Th (Wkl.Ketua)
Christine Silitonga (Sekretaris)
Pdt.Nuryati, S.PAK (Bendahara)
Rita Laga (anggota)
Rico Suwarna (anggota)
Mauritz Maatita (Anggota)

Tuesday, September 1, 2009

Mendesain Kelas Bayi

Apa Itu Lingkungan Eksplorasi?

Para bayi belajar paling baik melalui model pembelajaran kontekstual dalam sebuah lingkungan di mana mereka dapat melakukan apa saja yang mereka sukai. Misalnya, bila kita hendak menyampaikan firman Tuhan tentang Nabi Nuh, lingkungan eksplorasi yang baik adalah menyediakan berbagai mainan, aktivitas, maupun dekorasi dan peralatan yang terkait dengan cerita Nabi Nuh.

Bagi bayi, bermain sama dengan belajar. Namun, agar proses pengajaran firman Tuhan di kelas bayi berhasil, kita tidak boleh sekadar menyediakan waktu bagi bayi untuk bermain apa saja. Lingkungan dan segala sesuatu yang ada dalam kelas bayi haruslah kita kontrol sedemikian rupa, sehingga model pembelajaran kontekstual benar-benar dapat diterapkan dalam kelas kita.

Segala jenis mainan dan dekorasi haruslah terkait dengan firman Tuhan. Jika tidak, para bayi akan kesulitan untuk menangkap maksud atau pesan firman Tuhan yang hendak kita sampaikan. Contoh, mobil-mobilan dan kereta api, kolam bola atau kolam pasir, mungkin tidak cocok dalam desain pembelajaran tentang Nabi Nuh. Sebaliknya, kapal, ikan, binatang, dan kolam air akan jauh lebih cocok dengan cerita tentang Nabi Nuh.

Beberapa jenis mainan dan perlengkapan lain yang bisa dipakai dalam pembelajaran cerita tentang Nabi Nuh: "puzzle" binatang atau keluarga Nabi Nuh, gambar binatang dan keluarga Nabi Nuh untuk diwarna, poster bahtera Nuh, gambar bahtera dan pelangi, balok kayu untuk membuat bahtera Nuh, patung binatang dari plastik, kardus besar berbentuk kapal untuk dimasuki anak-anak, dan mungkin beberapa perlengkapan cat untuk menggambar awan hujan dan pelangi.

Izinkan para bayi ini memilih sendiri mainan atau aktivitas yang disukainya. Jangan memaksa bayi untuk membaca buku bila ternyata ia lebih tertarik bermain balok kayu. Jangan menyuruh mereka bermain puzzle bila sebenarnya aktivitas mengecat lebih menarik perhatiannya. Biarlah masing-masing melakukan aktivitas yang sedang ingin mereka lakukan saat itu, dan izinkan mereka berpindah dari satu area aktivitas ke area aktivitas lainnya bila mereka sudah mulai jenuh atau bosan. Hindari campur tangan yang tidak perlu. Sejauh para bayi tersebut tidak sedang membutuhkan pertolongan orang dewasa, biarkan mereka mengeksplorasi beragam permainan melalui cara mereka sendiri.

Desain Ruang Kelas Bayi

Kelas bayi tidak harus mewah atau berisikan mainan serta dekorasi yang mahal. Namun, untuk mencapai tujuan pembelajaran, kelas bayi memang harus didesain sedemikian rupa, sehingga cukup nyaman dan aman bagi para bayi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat mendesain kelas bayi.

  1. Ruangan atau Area untuk Bayi

    Idealnya, kelas bayi memiliki sebuah ruangan tertutup yang khusus (seperti kelas). Namun, bila tidak ada ruangan tertutup, sebuah sudut ruangan atau sebuah teras cukup memenuhi syarat untuk dijadikan kelas bayi, asalkan area tersebut cukup bersih dan layak untuk dijadikan area bermain bagi para bayi.

    Saya pribadi pernah mengalami mengasuh kelas bayi mulai dari tersedianya fasilitas dan ruangan yang sangat baik, sampai sebuah sudut ruang yang tidak terlalu luas, itu pun harus berbagi dengan kelas balita. Semua pengalaman ini makin meneguhkan saya bahwa fasilitas, sesederhana apapun fisiknya, cukup untuk mulai membuka sebuah pelayanan bagi para bayi. Yang terpenting adalah hati yang siap melayani.

  2. Keamanan

    Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah memastikan bahwa ruangan atau area yang akan kita gunakan sebagai kelas bayi memenuhi syarat-syarat keamanan bagi para bayi, misalnya:

    1. Pastikan stop kontak berada di luar jangkauan para bayi, paling tidak memiliki penutup atau pengaman. Bila tidak, gunakan karton dan plester untuk menutupinya.
    2. Sebisa mungkin, jauhkan area aktivitas bayi dari anak tangga atau pintu yang senantiasa dibuka tutup.
    3. Pastikan bahwa semua perabot dan barang-barang yang ada dalam ruangan atau area tersebut cukup aman untuk menjadi ajang bermain bagi para bayi (meskipun para bayi ini tetap dalam pengawasan orang dewasa).

    Selain itu, sebagai guru sekolah minggu kelas bayi, kita tetap perlu melibatkan para orang tua dan pengasuh demi menjaga keamanan dan keselamatan para bayi.

  3. Lantai

    Saya pribadi lebih menyukai lantai yang sudah dipel bersih daripada karpet, apalagi karpet permanen atau tikar, karena biasanya terdapat banyak debu dan sisa kotoran yang menempel, serta tidak mudah dibersihkan. Selain itu, karpet dan tikar umumnya jarang dicuci, sehingga kurang baik bila bersentuhan langsung dengan kulit bayi. Alternatif lain, bila lantai kita anggap kurang bersih, adalah dengan menggunakan spons yang memang digunakan khusus untuk lantai (yang bisa dibongkar pasang, seperti yang sering kita jumpai di berbagai area bermain anak, umumnya berukuran 30 x 30 cm per buah) atau dengan menggunakan matras.

    Untuk menjaga kebersihan lantai, spons, atau matras, setiap orang dewasa yang mendampingi bayi diharapkan melepas sepatu atau sandal saat berada di area kelas bayi.

  4. Penerangan dan Sirkulasi Udara yang Baik

    Ruangan atau area apapun yang kita gunakan, pastikan terdapat penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Ruangan yang terlalu pengap atau gelap misalnya, akan merusak seluruh proses belajar karena bayi akan merasa tidak hyaman berada di dalamnya.

  5. Perabot Secukupnya

    Semakin lapang sebuah ruangan atau area, semakin baik lingkungan tersebut bagi para bayi. Hal ini tidak berarti ruangan untuk kelas bayi harus besar, tetapi tersedianya area yang kosong, cukup bagi para bayi untuk bergerak, berpindah, dan berjalan ke sana kemari. Kelas bayi sebaiknya berisi perabotan secukupnya, misalnya: rak buku, rak mainan, meja, dan kursi anak tersedia cukup. Bahkan, bila memungkinkan, sebaiknya perabotan tersebut terbuat dari bahan yang cukup ringan agar mudah dipindah (bila perlu), dilipat dan disimpan (bila tidak sedang dibutuhkan), namun tidak mudah roboh bila didorong atau ditarik oleh bayi.

  6. Dekorasi yang Menarik

    Suasana dan lingkungan yang menyenangkan adalah jalan utama bagi proses pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, dekorasi ruangan menjadi amat penting bagi keberhasilan sebuah kelas bayi. Apabila dekorasi ruangan mampu memikat para bayi, mereka akan merasa betah dan kerasan berlama-lama di kelas bayi tersebut. Terlalu banyak warna, gambar, atau pun pernak-pernik sebenarnya bukanlah dekorasi yang cocok bagi para bayi. Perlu ada kesederhanaan, tetapi cukup menarik.

  7. Mainan

    Meskipun kelas bayi bukanlah sebuah tempat penitipan anak atau seperti layaknya sekolah taman kanak-kanak, tetap perlu (bahkan mutlak) menyediakan beragam jenis mainan yang cocok bagi anak-anak yang dilayani. Tidak harus mainan yang baru dan mahal, bisa juga diperoleh dari para orang tua yang mau menyumbangkan mainan bekas milik anaknya yang sudah beranjak besar. Bisa juga perlengkapan dapur atau barang-barang sepele dari rumah kita yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas para bayi.

    Sebagai guru sekolah minggu kelas bayi, saya sarankan untuk tidak menunggu pihak pengurus sekolah minggu menyediakan semua fasilitas yang Anda minta atau harapkan. Mulailah dengan apa yang Anda miliki (bila Anda seorang ibu yang memiliki anak balita, hal ini akan jauh lebih mudah, karena banyak barang kebutuhan rumah tangga maupun mainan anak-anak Anda yang bisa digunakan saat Anda mengajar kelas bayi). Atau, mulailah dengan membagikan beban pelayanan ini kepada orang lain yang bersedia mendukung ide atau program Anda. Atau, libatkan para orang tua dari bayi-bayi yang Anda layani. Selalu ada jalan keluar bagi setiap maksud yang baik. Keterbatasan fasilitas tidak pernah bisa menghambat panggilan pelayanan yang jelas.

  8. Perlengkapan untuk Keadaan Tak Terduga

    Alangkah baiknya apabila guru sekolah minggu berjaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti: anak yang terluka karena jatuh, minuman atau bubur yang tumpah, atau tiba-tiba seorang anak sakit demam.

    Oleh karena itu, guru sekolah minggu kelas bayi wajib memiliki data pribadi anak yang berisikan nama orang tua beserta nomor telepon genggam yang bisa dihubungi sewaktu-waktu (khususnya bila anak diasuh oleh babysitter atau pembantu). Selain itu, alangkah baiknya apabila di kelas bayi juga tersedia beberapa perlengkapan bayi seperti: tisu dan lap, diaper, dan obat-obatan (obat merah, obat penurun panas, salep untuk luka memar ringan, serta plester anak-anak).

    Pada suatu pagi, saat saya sedang mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk mengajar, seorang anak perempuan tersandung dan ia jatuh, mukanya tepat mengenai sebuah rak plastik hingga rak tersebut pecah. Darah segar segera keluar dari kulit dekat hidung si anak. Saya sejenak tertegun, tak tahu harus berbuat apa, sementara pengasuhnya dengan segera menggendong dan menenangkan anak yang menangis tersebut. Untunglah, kelas bayi yang saya asuh memiliki data pribadi anak yang cukup lengkap, sehingga dengan segera ibu si anak bisa dihubungi, dan dalam waktu yang singkat, sang ibu sudah datang untuk melihat kondisi anaknya yang terjatuh.

    Penting sekali untuk segera melaporkan apa yang telah terjadi kepada orang tua anak yang mengalami musibah dengan jujur dan apa adanya. Dengan demikian, apabila dibutuhkan penanganan atau perawatan khusus, hal itusegera dapat dilakukan. Selain itu, si ibu tentu akan merasa lebih baik bila diberi tahu sesegera mungkin daripada menunggu saat jam sekolah minggu usai atau melihat anaknya terluka tanpa pemberitahuan apa-apa dari guru sekolah minggunya.

  9. Papan atau Majalah Dinding

    Kehadiran sebuah papan yang bisa diisi atau ditempel oleh berbagai poster, gambar, foto, dan bahkan hasil karya anak-anak akan sangat membantu proses pembelajaran bila dimanfaatkan dengan tepat. Gunakan papan atau majalah dinding tersebut sebagai area "promosi" yang menyampaikan informasi tentang materi firman Tuhan yang telah, sedang, atau akan disampaikan kepada anak-anak.

    Pada Juni 2006, setelah terjadi gempa di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah, saya memasang berbagai foto kondisi pascagempa yang diperoleh dari koran dan ditempel di papan yang ada di kelas toddlers (kelas yang saya asuh, yaitu anak-anak berusia 1 -- 3 tahun). Selama Juni 2006, tema pelajaran adalah berbuat baik kepada orang lain. Saya menjelaskan dan meminta para orang tua dan pengasuh, agar mengambil satu gambar kondisi pascagempa yang sudah ditempel di papan, membawanya pulang, dan mengajarkan pada anak untuk berdoa bagi anak-anak yang menjadi korban gempa. Di bulan yang sama, saya juga mengajak anak untuk memberikan apa yang mereka miliki (seperti baju dan mainan) untuk diberikan kepada para korban gempa.

    Pada lain kesempatan, ketika tema pelajaran yang disampaikan adalah mengucap syukur atas makanan, papan majalah dinding ini berisikan poster buah-buahan dan sayur-sayuran. Ketika firman Tuhan berbicara tentang penciptaan, papan majalah dinding berisikan foto berbagai jenis binatang. Dan pada saat firman Tuhan bertema "Tumbuh Seperti Yesus", papan majalah dinding berisikan gambar-gambar perkembangan bayi Yesus dari bayi hingga dewasa.

    Papan majalah dinding ini juga bisa digunakan untuk memamerkan hasil karya anak-anak. Misalnya, saat anak-anak melukis awan hujan -- dalam kisah Nabi Nuh -- atau saat anak-anak menempel jiplakan tangan mereka dan foto mereka saat bayi. Semua hasil karya ini ditempel dulu di papan majalah dinding selama beberapa pertemuan, supaya anak ingat akan materi pelajaran dari minggu-minggu sebelumnya, sebelum mereka dapat membawanya pulang dan menempelkannya di rumah masing-masing.

  10. Tempat Tidur dan Tempat Menyusui

    Bila kondisi memungkinkan, tentu akan lebih nyaman bila para bayi yang tertidur saat jam sekolah minggu bisa dibaringkan di kasur dan para bayi yang masih menyusu dapat menyusu dengan tenang di sebuah tempat yang terjaga privasinya. Selain itu, dalam kelas bayi ini disediakan kasur spons bagi para bayi, baik untuk bermain maupun untuk para bayi yang tertidur saat jam sekolah minggu berlangsung.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Kategori Bahan PEPAK: Fasilitas Pelayanan Anak

Sumber
Judul Buku:
Merintis dan Mengembangkan Kelas Bayi (0 -- 2 tahun) di Sekolah Minggu
Pengarang:
Meilania
Halaman:
30 -- 39
Penerbit:
Gloria Graffa
Kota:
Yogyakarta
Tahun:
2007

No comments:

Last Posts

Latar Belakang Wisma Pangestu

Ide untuk membangun sarana atau tempat retreat muncul dari seorang missionari (The Christian and Missionary Alliance) yang bernama Judy Ann Gaskin. Beliau datang dari Amerika Serikat ke Indonesia khusus melayani bidang pelayanan anak. Sejak tahun 1972 beliau sudah melayani di Indonesia dan bekerja sama dengan Gereja Kemah Injil Indonesia (d/h KINGMI).

Tahun 1979 untuk pertama kali diadakanlah retreat atau camping remaja GKII Jakarta dan Jawa Barat yang diprakarsai oleh Ms.Judy. Saat itu camping diadakan di daerah Cipanas – Jawa Barat, yang pesertanya berjumlah 50 orang dan hanya dibatasi untuk kelas remaja saja. Pelayanan camping ini terus berkembang dan amat diminati bukan saja oleh remaja namun anak-anak Sekolah Minggu juga. Tiap tahun jumlah peserta camping semakin bertambah. Mengingat pelayanan camping ini sangat efektif untuk membawa anak kepada Kristus; juga mendorong mereka untuk bertumbuh dan dewasa dalam Kristus; serta memberi diri untuk melayani Tuhan secara "full time" (pergi ke Sekolah Alkitab), maka dijadikanlah program tetap oleh Badan Pengurus Sekolah Minggu GKII Daerah Jabotabek.

Kendala mulai muncul karena mahalnya sewa tempat dan seringkali sukar untuk mendapatkan tempat camping yang memadai di hari libur sekolah. Sekitar tahun 1987 Ms Judy melontarkan kerinduannya kepada Pdt.Markus G.Tembang (saat itu Ketua Klasis GKII Jabotabek) dan Ibu Syul Maatita (saat itu Ketua Sekolah Minggu Klasis GKII Jabotabek) serta beberapa rekan lainnya untuk memiliki tempat camping sendiri. Kerinduannya ini mendapat respon yang baik walaupun ada juga beberapa temannya yang menganggap kerinduannya itu seperti mimpi dan mustahil menjadi kenyataan.

Kerinduan tersebut bukanlah mimpi belaka tetapi visi dari Allah dan Allah pula yang menggenapinya. Akhirnya tahun 1989 Tuhan memenuhi kerinduan tersebut dengan memberikan tanah seluas 1,4 hektar yang terletak di daerah Cicurug-Sukabumi, Jawa Barat melalui para donatur luar negeri yang dihubungi oleh Ms.Judy Gaskin. Tanah tersebut dibeli atas nama Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) yang saat itu diwakili oleh Pdt.Matias Abai (Ketua GKII Pusat) dan Pdt.John Mellolo (Ketua GKII Wilayah Jawa-Sumatera), yang selanjutnya dihibahkan kepada Yayasan Pangestu.

Tanah tersebut dibiarkan kosong selama hampir 3 tahun mengingat dana belum ada untuk membangun. Meskipun demikian Panitia Pembangunan sementara mulai dibentuk yang terdiri dari Pdt.Matias Abai, Pdt.G.Kamphausen, Pdt.John Mellolo, Pdt.Abraham Darmaun (alm), Ibu Syul Maatita, Ms.Judy Gaskin dan Ir.Hanapi Sudrajat sebagai tenaga konsultan. Proposal perencanaan pembangunan dibuat oleh Ir.Hanapi dan Ms Judy mengajukan proposal tersebut kepada beberapa donatur di luar negeri dengan seijin Pdt.G.Kamphausen untuk mendapatkan bantuan dana. Puji Tuhan, pembangunan tahap I untuk mendirikan aula serba guna dimulai dengan dana yang cukup dan selesai pada bulan Mei 1993. Dana terus mengalir dan pembangunan tahap II untuk mendirikan 2 gedung penginapan dan rumah direktur Wisma pun dilanjutkan dan selesai pada bulan Mei 1994. Setelah beristirahat selama 2 tahun dan Ms.Judy kembali berjuang untuk mengumpulkan dana, maka pada bulan September 1996 dibangunlah gedung bertingkat untuk ruangan makan dan penginapan. Pembangunan tahap III selesai pada bulan Juni 1997. Mengingat dana masih tersisa maka dibangun lagi sebuah rumah staf yang selesai pembangunannya pada bulan Oktober 1997. Sungguh Tuhan itu amat baik, pertolongan-Nya selalu tepat waktu. Tidak lama setelah selesai pembangunan tahap IV, krisis ekonomi melanda Indonesia akibatnya harga bahan bangunan melambung sangat tinggi, tapi pembangunan Wisma Pangestu telah selesai dan terluput dari dampak krisis tersebut.

Jadwal penyewaan dapat berubah sewaktu-waktu

CLICK FORM HERE!!!