Selamat Datang di Website Wisma Pangestu

About us

adalah sarana retret, seminar, konvensi, dan pelatihan. Seluas 1,4 hektar di daerah Cicurug-Sukabumi, Jawa Barat. Sejauh mata memandang akan terlihat pemandangan gunung Pangrango dan Gunung Salak. Sarana penginapan yang tidak menyajikan kemewahan melainkan kebersihan, kerapian serta keluasan sehingga membantu para peserta maupun pengunjung untuk melengkapi dirinya berkarya bagi Kerajaan Allah

Informasi Harga, Fasilitas & Lokasi Wisma Pangestu

Harga paket all in
Rp. 100.000,- untuk per orang / hari (Makan 3x & Snack 2x) - Call For Info

Asrama Putra Akwila
Kapasitas 8 Kamar dengan tiap kamar dapat diisi 7 orang dan memiliki 6 kamar mandi

Asrama Putri Priskila
Kapasitas 8 Kamar dengan tiap kamar dapat diisi 7 orang dan memiliki 6 kamar mandi

Gedung Ebenhaezer
berkapasitas Ruang Makan di lantai dasar dan Asrama berkapasitas 8 Kamar dapat diisi 6 orang
dilengkapi 8 kamar mandi

Gedung Baru (Baru diresmikan)
kapasitas 10 kamar dalam setiap kamar ada kamar mandi dengan 2 kamar dapat diisi 7 orang dan 8 kamar lainnya dapat diisi 6 orang

Penggunaan Aula Besar
(kapasitas 300 orang)

Pengunaan Aula Sedang
(kapasitas 125 orang)

Administrasi Perizinan Kegiatan
Rp. 150.000


MOHON PERHATIAN; HARGA-HARGA DIATAS DAPAT BERUBAH SEWAKTU-WAKTU

CLICK FORM HERE!!!

Arah menuju Lokasi Wisma Pangestu

Kalau anda telah tiba di Cicurug
Turunlah di pasar Cicurug (dijalan utama Jl.Siliwangi) dan carilah Jl.H.Sanusi (gang) di dekat pasar tersebut (d/h.Jl.Kongsi). Ini juga gang dimana terdapat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jabar. Masuklah melalui jalan tersebut dan telusuri jalan aspal kira-kira 200 meter sampai Saudara menemui jalan rel kereta api. Lintasilah jalan kereta-api tsb. dengan hati-hati bila membawa anak-anak (tiada palang pengaman!) disebelah kanan anda akan melihat papan bertuliskan Wisma Pangestu.

Naik Angkutan Umum dari JABOTABEK
setelah tiba di Cicurug baca petunjuk di atas "Kalau anda tiba di Cicurug"

  • Dari terminal Pulo Gadung naik bus yang jurusan Sukabumi.
  • Dari terminal Tg.Priok naik bus yang jurusan Sukabumi.
  • Dari UKI Cawang naik omprengan didepan HKBP yang jurusan Ciawi, kemudian sambung dengan L300 Jurusan Sukabumi-Bogor atau Angkot Jurusan Cicurug.
  • Dari terminal Kalideres naik bus yang jurusan Sukabumi.
  • Dari terminal Bekasi, Cikarang, Karawang naik bus yang jurusan Sukanbumi.

Naik kendaraan sendiri/coltmini dari Bogor dan kereta api dari JABOTABEK
setelah tiba di Cicurug baca petunjuk di atas "Kalau anda tiba di Cicurug"

  • Ambillah jurusan Bogor, di Ciawi ambillah jurusan Sukabumi. Dari terminal Bogor naik Coltmini atau Angkot jurusan Cicurug/Sukabumi kemudian turunlah di pasar Cicurug
  • Boleh juga naik kereta api jurusan Bogor kemudian sambung dengan kereta api jurusan Sukabumi dan turun di stasiun Cicurug. Dari stasiun Cicurug seberangilah jalan raya dan naik Angkot atau Koasi arah Ciawi/Bogor kemudian turun di Pasar Cicurug

Naik bis dari BANDUNG
setelah tiba di Cicurug baca petunjuk di atas "Kalau anda tiba di Cicurug"

  • Dari terminal Leuwi Panjang naiklah bus yang jurusan Sukabumi. Turunlah di terminal Sukabumi kemudian naik kendaraan lagi yang menuju Bogor atau Jakarta dan turun di Pasar Cicurug
  • Dari terminal Leuwi Panjang naiklah bus yang jurusan Bogor kemudian turun di Ciawi. Dari Ciawi naik angkot atau koasi jurusan Cicurug dan turunlah di pasar Cicurug

Parkir Kendaraan Pribadi

Kendaraan pribadi anda dapat dilokasi yang cukup dekat dengan Wisma Pangestu. Penempatan mobil serta isinya merupakan tanggungjawab anda sendiri. Sebaiknya hubungilah kami dengan keterangan berapa tempat parkir yang diperlukan agar segala sesuatunya bisa kami urus dan tempat parkir bisa kami sampaikan pada anda sebelum berangkat ke Cicurug.

Mission Statement dan Badan Pengurus Yayasan Pangestu

Mission Statement
Wisma Pangestu Cicurug ada untuk memuliakan Allah dengan menjadi alat transformasi bagi masyarakat dan Gereja

Vision
Wisma Pangestu Cicurug menerima tanggung jawab dari Allah untuk menjadi alat transformasi melalui penyediaan:
*Sarana dan fasilitas
*Pembinaan dan pelatihan
*Penyediaan program-program khusus
*Fasilitator program masyarakat

Pengurus Yayasan Pangestu
Wisma Pangestu dikelola oleh sebuah Yayasan yang bernama Yayasan Pangestu Cicurug.



SUSUNAN BADAN PENGURUS LENGKAP YAYASAN PANGESTU CICURUG

BADAN PEMBINA
Pdt.John Mellolo, M.Div. (Ketua)
Ibu Syul Maatita (Sekretaris)
Pdt. Dr.Y.Y.Tomatala (Anggota Ex-officio)
Pdt.G.Marso Daniel, M.Div. (Anggota Ex-officio)
Pdt.Max Sumarauw (Anggota)

BADAN PENGAWAS
Judy Gaskin (Ketua)
Peter Darmaun (Wkl.Ketua)
Mick Lorenz (Anggota)
Yakub Darmaun (Anggota)
Ibu Yohana Ouw (Anggota)

BADAN PENGURUS
Ev.Ivone Palar, MA (Ketua)
Pdt.Masjohnly Daud, S.Th (Wkl.Ketua)
Christine Silitonga (Sekretaris)
Pdt.Nuryati, S.PAK (Bendahara)
Rita Laga (anggota)
Rico Suwarna (anggota)
Mauritz Maatita (Anggota)

Monday, December 14, 2009

Arti Natal


Seperti yang kamu ketahui, kita semakin dekat dengan ulang tahun saya. Setiap tahun perayaan diadakan dalam kehormatan. Saya pikir tahun ini akan diadakan perayaan, seperti biasa. Selama waktu itu ada banyak orang berbelanja hadiah, ada banyak pengumuman radio dan iklan TV, dan di setiap bagian dunia ini semua orang berbicara bahwa perayaan ini semakin dekat dan dekat.

Hal ini benar-benar sangat bagus untuk tahu bahwa, setidaknya setahun sekali, beberapa orang berpikir tentang saya.

Perayaan ulang tahunku dimulai bertahun-tahun yang lalu. Pada awalnya orang-orang tampaknya mengerti dan bersyukur untuk semua yang saya lakukan bagi mereka, tetapi dalam kali ini, tak ada yang tahu atau peduli dengan alasan untuk merayakan.


Keluarga dan teman-teman berkumpul bersama dan memiliki banyak kesenangan, tetapi mereka tidak tahu arti perayaan. Aku ingat bahwa tahun lalu ada pesta besar dalam kehormatan. Meja makan penuh dengan makanan lezat, kue-kue, buah-buahan, berbagai macam kacang dan coklat. Dekorasi yang sangat indah dan ada banyak, banyak hadiah yang dibungkus indah.

Tapi, apakah kamu ingin tahu sesuatu? Aku sebenarnya tidak diundang! Saya adalah tamu kehormatan dan mereka telah lupa untuk mengirim saya sebuah undangan.

Pesta ini untukku, tetapi ketika hari besar itu datang, aku ditinggalkan di luar. Mereka menutup pintu di wajahku .. dan ketika aku ingin bersama mereka dan membagi meja mereka.

Sebenarnya, itu tidak mengejutkan saya, karena selama beberapa tahun terakhir, banyak yang telah menutup pintu mereka untuk saya. Walaupun saya tidak diundang, aku memutuskan untuk memasuki pesta itu diam-diam. Aku masuk dan berdiri di sudut.


Seorang pria gemuk besar, berpakaian merah dan memakai jenggot putih panjang, memasuki ruangan, tertawa "Ho-Ho-Ho!" Aku tahu tentang dia. Dia disebut Santa Claus, diciptakan orang bertahun-tahun yang lalu untuk membagikan hadiah dan untuk membantu menyebarkan semangat niat baik dan cinta untuk satu sama lain, aku yang telah mengajari mereka tentang itu. Dia duduk di sofa, sementara semua anak berlari ke dia, sambil berteriak: "Santa! Santa!" Seolah-olah pesta ini untuk kehormatannya!

Pada tengah malam semua orang mulai berpelukan. Aku mengulurkan tangan, menunggu seseorang untuk memelukku dan, kau tahu, tidak ada orang yang memeluk aku!?
 
Tiba-tiba mereka semua mulai berbagi hadiah. Mereka membukanya satu per satu dengan harapan besar. Ketika semuanya sudah dibuka, aku menoleh untuk melihat apakah, mungkin, ada satu untukku. Tak ada.


Apa yang akan kamu rasakan jika, di pesta ulang tahunmu, semua orang berbagi hadiah dan kamu tidak mendapatkannya? Aku mengerti bahwa aku tidak diinginkan di pesta itu dan diam-diam. Setiap tahun ada yang lebih parah. Orang hanya ingat hadiah, pesta, untuk makan dan minum, dan tidak ada yang ingat aku.

Aku akan benar-benar menyukai Natal ini jika kamu mengizinkan saya untuk masuk ke dalam hidupmu. Saya ingin bahwa kamu menyadari fakta bahwa, sekitar dua ribu tahun lalu, saya datang ke dunia ini untuk memberikan hidup saya di kayu salib, untuk menyelamatkanmu.

Hari ini, saya hanya ingin bahwa kamu percaya dengan segenap hatimu.

Saya ingin berbagi sesuatu dengan kamu. Banyak yang tidak mengundang saya untuk pesta mereka, tetapi tidak apa-apa, aku akan mengadakan perayaanku sendiri: Sebuah pesta yang megah karena tidak ada seorang pun yang pernah membayangkannya, sebuah pesta spektakuler.

Saya masih membuat persiapan terakhir .. saya mengirimkan undangan kepada semua orang, jadi ada undangan untuk Anda.

Saya ingin tahu apakah kamu ingin menghadirinya dan aku akan membuat reservasi untukmu dan menuliskan namamu dengan huruf emas di buku tamu besar saya.

Hanya orang-orang pada daftar tamu akan diizinkan dalam di pesta itu. Mereka yang tidak menjawab undangan, akan ditinggalkan di luar. Bersiaplah, karena, ketika semua sudah siap, kamu akan menjadi salah satu tamu kehormatan di pesta besar saya.

Sampai jumpa.

Aku mengasihi kamu!

Yesus

Sunday, September 6, 2009

Wisata Sejarah Peninggalan Belanda di Sukabumi

Kawasan wisata di Sukabumi tidak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang indah nan asri, tetapi juga membawa wisatawan ke wisata sejarah karena sebagian besar tempat wisata itu dibangun pada zaman Belanda.

Di Selabintana yang terletak 7 kilometer dari kota Sukabumi, misalnya, wisatawan akan mendapatkan jejak sejarah peninggalan Belanda yang dipadu dengan panorama Gunung Gede-Pangrango. Hotel yang dibuat pada tahun 1900-an oleh seorang berkebangsaan Belanda tetap bertahan hingga kini dan masih menjadi ikon Selabintana.

Kawasan wisata Danau Lido juga dibuat pada zaman Belanda. Ketika itu pada tahun 1898, saat Belanda membangun Jalan Raya Bogor-Sukabumi, mereka mencari tempat untuk peristirahatan para petinggi pengawas pembangunan jalan dan pemilik perkebunan.
Danau Lido sendiri adalah danau alam yang letaknya di lembah Cijeruk dan Cigombong. Jika dilihat dari atas, Danau Lido seperti mangkuk di kaki Gunung Gede-Pangrango. Di dekat danau ini juga terdapat air terjun Curug Cikaweni yang mengalirkan air yang sangat dingin.

Kawasan ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1940 setelah Ratu Wilhelmina datang dan beristirahat di Lido pada tahun yang sama. Ketika itu, restoran pertama diresmikan sebagai pelengkap fasilitas kawasan wisata dan juga untuk menjamu Sang Ratu.

Berbeda dengan Danau Lido, Situ Gunung bukanlah danau alam. Dari berbagai cerita rakyat setempat dan data dari pengelola taman wisata, danau ini ternyata buatan manusia.

Konon, pada tahun 1800-an, danau ini dibuat oleh bangsawan Mataram Rangga Jagad Syahadana atau Mbah Jalun (1770-1841). Tokoh ini merupakan buronan penjajah yang akhirnya menetap di kawasan Kasultanan Banten, tepatnya di kaki Gunung Gede-Pangrango.

Mbah Jalun merasa begitu bahagia ketika istrinya yang berasal dari Kuningan-Cirebon melahirkan seorang anak laki-laki, Rangga Jaka Lulunta. Perasaan bangga, bahagia, dan penuh syukur itu diwujudkannya dengan membangun Situ Gunung.

Telaga Situ Gunung kemudian diambil alih oleh Belanda dan kemudian dibangunlah beberapa infrastruktur pada tahun 1850.

Di kawasan ini pernah dibangun hotel dengan nama Hotel Situ Gunung.

Kini di Situ Gunung tersedia penginapan yang cukup nyaman dengan fasilitas air panas. Apabila memilih berkemah, pelancong bisa membawa tenda sendiri atau menyewa tenda dari pengelola. Fasilitas mandi cuci kakus juga tersedia di areal perkemahan itu. (AHA/NEL/ARN) KOMPAS

Tuesday, September 1, 2009

Mendesain Kelas Bayi

Apa Itu Lingkungan Eksplorasi?

Para bayi belajar paling baik melalui model pembelajaran kontekstual dalam sebuah lingkungan di mana mereka dapat melakukan apa saja yang mereka sukai. Misalnya, bila kita hendak menyampaikan firman Tuhan tentang Nabi Nuh, lingkungan eksplorasi yang baik adalah menyediakan berbagai mainan, aktivitas, maupun dekorasi dan peralatan yang terkait dengan cerita Nabi Nuh.

Bagi bayi, bermain sama dengan belajar. Namun, agar proses pengajaran firman Tuhan di kelas bayi berhasil, kita tidak boleh sekadar menyediakan waktu bagi bayi untuk bermain apa saja. Lingkungan dan segala sesuatu yang ada dalam kelas bayi haruslah kita kontrol sedemikian rupa, sehingga model pembelajaran kontekstual benar-benar dapat diterapkan dalam kelas kita.

Segala jenis mainan dan dekorasi haruslah terkait dengan firman Tuhan. Jika tidak, para bayi akan kesulitan untuk menangkap maksud atau pesan firman Tuhan yang hendak kita sampaikan. Contoh, mobil-mobilan dan kereta api, kolam bola atau kolam pasir, mungkin tidak cocok dalam desain pembelajaran tentang Nabi Nuh. Sebaliknya, kapal, ikan, binatang, dan kolam air akan jauh lebih cocok dengan cerita tentang Nabi Nuh.

Beberapa jenis mainan dan perlengkapan lain yang bisa dipakai dalam pembelajaran cerita tentang Nabi Nuh: "puzzle" binatang atau keluarga Nabi Nuh, gambar binatang dan keluarga Nabi Nuh untuk diwarna, poster bahtera Nuh, gambar bahtera dan pelangi, balok kayu untuk membuat bahtera Nuh, patung binatang dari plastik, kardus besar berbentuk kapal untuk dimasuki anak-anak, dan mungkin beberapa perlengkapan cat untuk menggambar awan hujan dan pelangi.

Izinkan para bayi ini memilih sendiri mainan atau aktivitas yang disukainya. Jangan memaksa bayi untuk membaca buku bila ternyata ia lebih tertarik bermain balok kayu. Jangan menyuruh mereka bermain puzzle bila sebenarnya aktivitas mengecat lebih menarik perhatiannya. Biarlah masing-masing melakukan aktivitas yang sedang ingin mereka lakukan saat itu, dan izinkan mereka berpindah dari satu area aktivitas ke area aktivitas lainnya bila mereka sudah mulai jenuh atau bosan. Hindari campur tangan yang tidak perlu. Sejauh para bayi tersebut tidak sedang membutuhkan pertolongan orang dewasa, biarkan mereka mengeksplorasi beragam permainan melalui cara mereka sendiri.

Desain Ruang Kelas Bayi

Kelas bayi tidak harus mewah atau berisikan mainan serta dekorasi yang mahal. Namun, untuk mencapai tujuan pembelajaran, kelas bayi memang harus didesain sedemikian rupa, sehingga cukup nyaman dan aman bagi para bayi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat mendesain kelas bayi.

  1. Ruangan atau Area untuk Bayi

    Idealnya, kelas bayi memiliki sebuah ruangan tertutup yang khusus (seperti kelas). Namun, bila tidak ada ruangan tertutup, sebuah sudut ruangan atau sebuah teras cukup memenuhi syarat untuk dijadikan kelas bayi, asalkan area tersebut cukup bersih dan layak untuk dijadikan area bermain bagi para bayi.

    Saya pribadi pernah mengalami mengasuh kelas bayi mulai dari tersedianya fasilitas dan ruangan yang sangat baik, sampai sebuah sudut ruang yang tidak terlalu luas, itu pun harus berbagi dengan kelas balita. Semua pengalaman ini makin meneguhkan saya bahwa fasilitas, sesederhana apapun fisiknya, cukup untuk mulai membuka sebuah pelayanan bagi para bayi. Yang terpenting adalah hati yang siap melayani.

  2. Keamanan

    Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah memastikan bahwa ruangan atau area yang akan kita gunakan sebagai kelas bayi memenuhi syarat-syarat keamanan bagi para bayi, misalnya:

    1. Pastikan stop kontak berada di luar jangkauan para bayi, paling tidak memiliki penutup atau pengaman. Bila tidak, gunakan karton dan plester untuk menutupinya.
    2. Sebisa mungkin, jauhkan area aktivitas bayi dari anak tangga atau pintu yang senantiasa dibuka tutup.
    3. Pastikan bahwa semua perabot dan barang-barang yang ada dalam ruangan atau area tersebut cukup aman untuk menjadi ajang bermain bagi para bayi (meskipun para bayi ini tetap dalam pengawasan orang dewasa).

    Selain itu, sebagai guru sekolah minggu kelas bayi, kita tetap perlu melibatkan para orang tua dan pengasuh demi menjaga keamanan dan keselamatan para bayi.

  3. Lantai

    Saya pribadi lebih menyukai lantai yang sudah dipel bersih daripada karpet, apalagi karpet permanen atau tikar, karena biasanya terdapat banyak debu dan sisa kotoran yang menempel, serta tidak mudah dibersihkan. Selain itu, karpet dan tikar umumnya jarang dicuci, sehingga kurang baik bila bersentuhan langsung dengan kulit bayi. Alternatif lain, bila lantai kita anggap kurang bersih, adalah dengan menggunakan spons yang memang digunakan khusus untuk lantai (yang bisa dibongkar pasang, seperti yang sering kita jumpai di berbagai area bermain anak, umumnya berukuran 30 x 30 cm per buah) atau dengan menggunakan matras.

    Untuk menjaga kebersihan lantai, spons, atau matras, setiap orang dewasa yang mendampingi bayi diharapkan melepas sepatu atau sandal saat berada di area kelas bayi.

  4. Penerangan dan Sirkulasi Udara yang Baik

    Ruangan atau area apapun yang kita gunakan, pastikan terdapat penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Ruangan yang terlalu pengap atau gelap misalnya, akan merusak seluruh proses belajar karena bayi akan merasa tidak hyaman berada di dalamnya.

  5. Perabot Secukupnya

    Semakin lapang sebuah ruangan atau area, semakin baik lingkungan tersebut bagi para bayi. Hal ini tidak berarti ruangan untuk kelas bayi harus besar, tetapi tersedianya area yang kosong, cukup bagi para bayi untuk bergerak, berpindah, dan berjalan ke sana kemari. Kelas bayi sebaiknya berisi perabotan secukupnya, misalnya: rak buku, rak mainan, meja, dan kursi anak tersedia cukup. Bahkan, bila memungkinkan, sebaiknya perabotan tersebut terbuat dari bahan yang cukup ringan agar mudah dipindah (bila perlu), dilipat dan disimpan (bila tidak sedang dibutuhkan), namun tidak mudah roboh bila didorong atau ditarik oleh bayi.

  6. Dekorasi yang Menarik

    Suasana dan lingkungan yang menyenangkan adalah jalan utama bagi proses pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, dekorasi ruangan menjadi amat penting bagi keberhasilan sebuah kelas bayi. Apabila dekorasi ruangan mampu memikat para bayi, mereka akan merasa betah dan kerasan berlama-lama di kelas bayi tersebut. Terlalu banyak warna, gambar, atau pun pernak-pernik sebenarnya bukanlah dekorasi yang cocok bagi para bayi. Perlu ada kesederhanaan, tetapi cukup menarik.

  7. Mainan

    Meskipun kelas bayi bukanlah sebuah tempat penitipan anak atau seperti layaknya sekolah taman kanak-kanak, tetap perlu (bahkan mutlak) menyediakan beragam jenis mainan yang cocok bagi anak-anak yang dilayani. Tidak harus mainan yang baru dan mahal, bisa juga diperoleh dari para orang tua yang mau menyumbangkan mainan bekas milik anaknya yang sudah beranjak besar. Bisa juga perlengkapan dapur atau barang-barang sepele dari rumah kita yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas para bayi.

    Sebagai guru sekolah minggu kelas bayi, saya sarankan untuk tidak menunggu pihak pengurus sekolah minggu menyediakan semua fasilitas yang Anda minta atau harapkan. Mulailah dengan apa yang Anda miliki (bila Anda seorang ibu yang memiliki anak balita, hal ini akan jauh lebih mudah, karena banyak barang kebutuhan rumah tangga maupun mainan anak-anak Anda yang bisa digunakan saat Anda mengajar kelas bayi). Atau, mulailah dengan membagikan beban pelayanan ini kepada orang lain yang bersedia mendukung ide atau program Anda. Atau, libatkan para orang tua dari bayi-bayi yang Anda layani. Selalu ada jalan keluar bagi setiap maksud yang baik. Keterbatasan fasilitas tidak pernah bisa menghambat panggilan pelayanan yang jelas.

  8. Perlengkapan untuk Keadaan Tak Terduga

    Alangkah baiknya apabila guru sekolah minggu berjaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti: anak yang terluka karena jatuh, minuman atau bubur yang tumpah, atau tiba-tiba seorang anak sakit demam.

    Oleh karena itu, guru sekolah minggu kelas bayi wajib memiliki data pribadi anak yang berisikan nama orang tua beserta nomor telepon genggam yang bisa dihubungi sewaktu-waktu (khususnya bila anak diasuh oleh babysitter atau pembantu). Selain itu, alangkah baiknya apabila di kelas bayi juga tersedia beberapa perlengkapan bayi seperti: tisu dan lap, diaper, dan obat-obatan (obat merah, obat penurun panas, salep untuk luka memar ringan, serta plester anak-anak).

    Pada suatu pagi, saat saya sedang mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk mengajar, seorang anak perempuan tersandung dan ia jatuh, mukanya tepat mengenai sebuah rak plastik hingga rak tersebut pecah. Darah segar segera keluar dari kulit dekat hidung si anak. Saya sejenak tertegun, tak tahu harus berbuat apa, sementara pengasuhnya dengan segera menggendong dan menenangkan anak yang menangis tersebut. Untunglah, kelas bayi yang saya asuh memiliki data pribadi anak yang cukup lengkap, sehingga dengan segera ibu si anak bisa dihubungi, dan dalam waktu yang singkat, sang ibu sudah datang untuk melihat kondisi anaknya yang terjatuh.

    Penting sekali untuk segera melaporkan apa yang telah terjadi kepada orang tua anak yang mengalami musibah dengan jujur dan apa adanya. Dengan demikian, apabila dibutuhkan penanganan atau perawatan khusus, hal itusegera dapat dilakukan. Selain itu, si ibu tentu akan merasa lebih baik bila diberi tahu sesegera mungkin daripada menunggu saat jam sekolah minggu usai atau melihat anaknya terluka tanpa pemberitahuan apa-apa dari guru sekolah minggunya.

  9. Papan atau Majalah Dinding

    Kehadiran sebuah papan yang bisa diisi atau ditempel oleh berbagai poster, gambar, foto, dan bahkan hasil karya anak-anak akan sangat membantu proses pembelajaran bila dimanfaatkan dengan tepat. Gunakan papan atau majalah dinding tersebut sebagai area "promosi" yang menyampaikan informasi tentang materi firman Tuhan yang telah, sedang, atau akan disampaikan kepada anak-anak.

    Pada Juni 2006, setelah terjadi gempa di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah, saya memasang berbagai foto kondisi pascagempa yang diperoleh dari koran dan ditempel di papan yang ada di kelas toddlers (kelas yang saya asuh, yaitu anak-anak berusia 1 -- 3 tahun). Selama Juni 2006, tema pelajaran adalah berbuat baik kepada orang lain. Saya menjelaskan dan meminta para orang tua dan pengasuh, agar mengambil satu gambar kondisi pascagempa yang sudah ditempel di papan, membawanya pulang, dan mengajarkan pada anak untuk berdoa bagi anak-anak yang menjadi korban gempa. Di bulan yang sama, saya juga mengajak anak untuk memberikan apa yang mereka miliki (seperti baju dan mainan) untuk diberikan kepada para korban gempa.

    Pada lain kesempatan, ketika tema pelajaran yang disampaikan adalah mengucap syukur atas makanan, papan majalah dinding ini berisikan poster buah-buahan dan sayur-sayuran. Ketika firman Tuhan berbicara tentang penciptaan, papan majalah dinding berisikan foto berbagai jenis binatang. Dan pada saat firman Tuhan bertema "Tumbuh Seperti Yesus", papan majalah dinding berisikan gambar-gambar perkembangan bayi Yesus dari bayi hingga dewasa.

    Papan majalah dinding ini juga bisa digunakan untuk memamerkan hasil karya anak-anak. Misalnya, saat anak-anak melukis awan hujan -- dalam kisah Nabi Nuh -- atau saat anak-anak menempel jiplakan tangan mereka dan foto mereka saat bayi. Semua hasil karya ini ditempel dulu di papan majalah dinding selama beberapa pertemuan, supaya anak ingat akan materi pelajaran dari minggu-minggu sebelumnya, sebelum mereka dapat membawanya pulang dan menempelkannya di rumah masing-masing.

  10. Tempat Tidur dan Tempat Menyusui

    Bila kondisi memungkinkan, tentu akan lebih nyaman bila para bayi yang tertidur saat jam sekolah minggu bisa dibaringkan di kasur dan para bayi yang masih menyusu dapat menyusu dengan tenang di sebuah tempat yang terjaga privasinya. Selain itu, dalam kelas bayi ini disediakan kasur spons bagi para bayi, baik untuk bermain maupun untuk para bayi yang tertidur saat jam sekolah minggu berlangsung.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Kategori Bahan PEPAK: Fasilitas Pelayanan Anak

Sumber
Judul Buku:
Merintis dan Mengembangkan Kelas Bayi (0 -- 2 tahun) di Sekolah Minggu
Pengarang:
Meilania
Halaman:
30 -- 39
Penerbit:
Gloria Graffa
Kota:
Yogyakarta
Tahun:
2007

Thursday, July 30, 2009

VISI, MISI, LANDASAN HIDUP DAN KINERJA GEREJA KEMAH INJIL INDONESIA TAHUN 2006 - 2011

VISI
GEREJA KEMAH INJIL INDONESIA ada untuk memuliakan ALLAH dengan menjadi alat transformasi guna membawa kesejahteraan bagi manusia seutuhnya.

MISI
GEREJA KEMAH INJIL INDONESIA menerima dari ALLAH tanggung jawab menjadi alat transformasi dunia melalui: - PEKABARAN INJIL - PELAYANAN MENYELURUH - PEMBANGUNAN BERJEJARING, dan - PENGUTUSAN dalam membangun masyarakat sejahtera

FOKUS
"TRANSFORMASI YANG MEMBAWA KESEJAHTERAAN"TEMA:
"Transforming the World Through the Power of the Risen Christ"
"Transformasi Dunia dengan Kuasa Kristus yang Bangkit" Wahyu 21:5

SUB TEMA
"Gereja Kemah Injil Indonesia dengan roh yang menyala-nyala siap menjadi alat pembaharuan untuk membawa sejahtera dalam segala bidang kehidupan"

Tuesday, April 7, 2009

Konsep Dasar Administrasi yang Baik

Sekalipun berbeda dengan administrasi perusahaan, namun prinsip dasar penyelenggaraan administrasi Sekolah Minggu sebenarnya tidak jauh berbeda. Administrasi adalah proses penyelenggaraan kegiatan untuk mewujudkan rencana/keputusan yang telah dibuat agar menjadi kenyataan, dengan cara mengatur kerja dan mengarahkan orang-orang yang melaksanakannya. Namun, di samping persamaannya, ada juga perbedaan mendasar antara administrasi perusahaan dan administrasi Sekolah Minggu (gereja) yang perlu disadari. Usaha administrasi Sekolah Minggu tidak diarahkan untuk tujuan mencari keuntungan materi, tetapi untuk tujuan yang rohani. Penyelenggaraannya dilakukan tidak dengan prinsip duniawi tapi dengan prinsip kasih; namun demikian tidak berarti administrasi Sekolah Minggu dilaksanakan dengan cara seadanya yang tidak profesional.

Pengertian yang salah tentang pelayanan dapat mengakibatkan hasil pelayanan yang asal-asalan. Pelayanan yang benar harus menuntut standard yang profesional, karena apa yang kita lakukan adalah untuk Tuhan, dan untuk suatu hasil yang bersifat kekal. Jika untuk usaha duniawi yang fana saja manusia mau melakukannya dengan baik, lebih- lebih lagi untuk hal yang rohani, untuk Tuhan. Kita harus melakukannya dengan lebih baik lagi.

A. Komponen dalam Administrasi

Komponen-komponen umum yang termasuk dalam administrasi yang efektif adalah:

  1. Planning / Rencana / Program Kerja 
    Bagian penting dalam penyelenggaraan administrasi adalah harus ada program kerja yang dibuat sesuai dengan keputusan rapat tentang apa yang akan menjadi tujuan untuk dikerjakan (untuk jangka waktu tertentu).
  2. Organisasi 
    Perlu ada pengaturan otoritas dan tugas sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan dengan tepat oleh orang yang tepat dengan cara yang bertanggungjawab.
  3. Pendelegasian 
    Pembagian tugas harus dilakukan mengingat bahwa setiap orang mempunyai keahlian/ketrampilan yang berbeda dengan orang lain.
  4. Personel / Staf 
    Harus ada cukup orang untuk melakukan tugas-tugas yang sudah direncanakan, oleh karena itu perlu ada pertanggungjawaban dari masing-masing orang yang terlibat didalamnya
  5. Koordinasi 
    Tugas-tugas yang tidak dikoordinasi dengan baik akan menyebabkan pekerjaan yang tumpang tindih sehingga menghasilkan kerja yang tidak efektif dan efisien.
  6. Pelaporan 
    Pertanggungjawaban dari setiap bagian perlu dilakukan agar dapat diketahui hasil yang dicapai dan kegagalan-kegagalan yang terjadi sehingga dapat diusahakan perbaikan-perbaikan yang perlu diadakan di masa yang akan datang.
  7. Budget 
    Memprediksi jumlah keuangan yang dibutuhkan, dan yang mampu didapatkan, dan yang mampu dipertanggungjawabkan adalah sangat penting untuk menentukan seberapa jauh program kerja dapat dilaksanakan supaya tidak macet di tengah jalan.
B. Prinsip-prinsip Administrasi

Sekalipun administrasi penting untuk menjadi sarana kesuksesan penyelenggaraan Sekolah Minggu, namun perlu diingat bahwa administrasi bukanlah segala-galanya. Sekolah Minggu yang menjadikan administrasi sebagai tujuan utama akan menjadikan Sekolah Minggunya perlahan-lahan kehilangan kegairahan dan akhirnya akan mati. Oleh karena itu kita harus ingat bahwa kerapian sistem administrasi tidak sama dengan kedewasaan rohani. Banyak Sekolah Minggu yang administrasinya rapi tapi tidak ada semangat; kehidupan rohani di dalamnya mati. Tapi sebaliknya ada Sekolah Minggu yang administrasinya kacau tapi semangatnya menyala-nyala. Sekolah Minggu seperti ini akan membuang banyak tenaga karena tidak efisien, sehingga lama-lama pelaksananya akan mati kecapaian sebelum tugas selesai dijalankan. Nah, anda sebagai guru Sekolah Minggu yang bijaksana harus bisa memberi keseimbangan antara keduanya.

Berikut ini adalah bahan yang kami terjemahkan dari buku Administering Christian Education yang berisi beberapa prinsip administrasi gereja yang perlu diingat agar berjalan sesuai dengan yang Tuhan kehendaki. Hal ini tentu saja juga berlaku bagi administrasi Sekolah Minggu.

  1. Orang lebih penting daripada organisasi.
    Prinsip ini bukan hanya mengikuti prinsip "demokrasi" yang diambil dari budaya barat, tetapi prinsip ini sebenarnya adalah prinsip yang diberikan oleh Alkitab sendiri [jauh sebelum budaya barat terbentuk]. Individu manusia lebih penting bagi Allah daripada organisasi (gereja). Kita percaya bahwa gereja Yesus Kristus saat ini dapat menjadi Gereja dalam pengertian yang sesungguhnya jika gereja mengangkat kepentingan individu- individu yang ada di dalamnya di atas organisasi gereja itu sendiri. Dengan kata lain, kita tidak boleh mengorbankan kepentingan individu hanya untuk mengutamakan efisisensi organisasi gereja.
  2. Setiap orang dalam Tubuh Kristus memiliki fungsi atau tugas pelayanan untuk dijalankannya.
    Dalam 1 Korintus 12, Rasul Paulus dengan jelas menyatakan bahwa seluruh anggota tubuh Kristus saling tergantung dan merupakan individu yang penting dengan fungsinya masing-masing. Tanggung jawab administrator dengan demikian adalah menemukan tempat- tempat yang tepat untuk setiap jemaat dapat melayani sehingga dapat meningkatkan keefektifan dan misi Allah.
  3. Tujuan utama pemimpin di gereja adalah melayani dan bukan dilayani.
    Kristus telah memberikan teladan bagi siapapun yang ingin belajar kepemimpinan di gereja. Yesus berfirman bahwa, "barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:27). Yesus tidak hanya mengajarkan prinsip ini tetapi juga memberikan teladan lewat kehidupanNya dan pelayananNya. Paulus mengungkapkan bahwa dirinya adalah pelayan Yesus Kristus (Rom 1:1) dan sebagai pelayan umat gereja Korintus (2 Kor 4:5). Pemimpin Kristen dengan demikian harus mengembangkan citra bukan sebagai diktator melainkan sebagai pelayan.
  4. Pemimpin harus rela mengemban tanggung jawab untuk memimpin dan mengarahkan jalannya program.
    Meskipun nampaknya sangat bertentangan, pemimpin harus mempunyai sikap sebagai seorang yang melayani tetapi pada saat yang sama ia juga sebagai seorang yang mau mengemban tanggung jawab untuk memimpin dan mengarahkan aktivitas para personil yang ditunjuknya. Demikian juga Kristus selain melayani, Ia juga memberikan perintah dan mengirim murid-murid-Nya untuk mengadakan penginjilan ke seluruh penjuru dunia. Mengatur dan memimpin menjadi hal yang penting dalam membimbing, mengarahkan dan menolong orang lain dalam pelayanannya bagi Kristus. Ini adalah tugas pemimpin dalam memimpin suatu program yang dikerjakan dengan cara yang mendidik, bukan dengan metode diktator maupun menguasai.
  5. Mendefinisikan organisasi dengan jelas adalah penting.
    Rasul Paulus mengungkapkan bahwa dalam gereja, ada pelayan-pelayan Tuhan yang ditunjuk untuk menjalankan tugas-tugas khusus di gereja. Uskup dan diakon, demikian pula dengan rasul, penginjil, dan nabi, dipersiapkan untuk pelayanan-pelayanan khusus. Semua tugas pelayanan yang mereka emban harus dijalankan dengan sopan dan teratur (1 Kor 14:40). Alkitab memang tidak memberikan kepada kita pengaturan organisasi gereja yang lengkap. Namun demikian yang jelas kita harus mengikuti peraturan-peraturan umum yang menjadi bagian integral gereja seperti yang diberikan dalam kitab-kita Perjanjian Baru. Sedangkan yang lain yang menjadi pelengkap dapat diatur sesuai dengan kebutuhan yang ada.
  6. Setiap posisi dalam pelayanan di gereja adalah penting.
    Karena terpaksa, kita menyebut beberapa posisi dalam organisasi gereja sebagai "lebih tinggi" dan "lebih rendah". Hal ini bukan berarti mengatakan bahwa di mata Tuhan suatu pelayanan atau posisi tertentu lebih penting dari pada yang lain. Seperti yang diungkapkan Rasul Paulus: "... anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus" (1 Kor 12:22-23). Selain itu gereja juga membuat perbedaan dalam pemberian tugas. Misalnya saja, Jetro, ayah mertua Musa mengungkapkan akan adanya perkara-perkara kecil dan perkara-perkara besar dimana perkara-perkara besar tersebut akan diadili oleh Musa sendiri (Kel 18:22). Demikian juga para Rasul membedakan antara tugas-tugas penting dan tugas-tugas yang kurang penting (Kej 6:1-4). Dengan demikian, jenis-jenis kerja adminsitrasi memang perlu dibedakan, tetapi yang lebih penting lagi adalah kesetiaan seseorang akan tugasnya.

Sumber:
  • Administering Christian Education, Robert K. Bower, , halaman 18 - 22, Wm. B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids, Michigan, 1964. 
  • Childhood Education in the Church, Robert E. Clark, Joanne Brubaker, & Roy B. Zuck, , halaman 236 - 237, Moody Press, Chicago, 1986. 

  • Friday, April 3, 2009

    VISI SEORANG GURU SEKOLAH MINGGU

    Pagi itu, seorang guru sedang menjemput dua anak sekolah minggu dengan sepeda motor tuanya. Ia begitu rajin melakukan tugas, baik menjemput maupun mengantarkan mereka pulang ke rumah masing-masing seusai sekolah minggu. Pada suatu hari, ia ditanya mengapa ia begitu setia melakukan hal itu? Jawabnya, "Suatu saat aku ingin kedua anak ini bukan saja menjadi orang yang percaya kepada Kristus (menerima keselamatan di dalam Kristus). Aku ingin mereka menjadi murid Kristus yang setia dan dapat menjadi terang dunia melalui seluruh sikap hidupnya yang baik, yang menjadi kesaksian bagi banyak orang di sekitarnya."

    Guru yang saya ceritakan di atas, entah sadar atau tidak, memiliki visi Bapa bagi kedua muridnya. Ia adalah guru yang memiliki visi ke depan.

    Visi adalah penglihatan (vision) yang diterima seseorang untuk sebuah tujuan yang diharapkannya terwujud di masa mendatang. Misalnya, visi bangsa Indonesia adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Visi adalah tujuan yang diharapkan terwujud. Karena itu, setiap guru sekolah minggu diharapkan memiliki visi.

    Guru sekolah minggu yang tidak memiliki visi akan menjadi seperti pemain olahraga tanpa target (pemain sepak bola tanpa gol). Sebaliknya, guru yang memiliki visi akan dengan penuh semangat dan setia melakukan pelayanannya, seperti guru di atas.

    Ada dua macam visi yang perlu kita pahami; visi global Bapa dan visi pribadi setiap guru.

    VISI GLOBAL BAPA

    Bapa, sebagai perencana keselamatan dan pemelihara seluruh kehidupan, sudah memiliki visi global, yaitu:

    1. mewujudkan Kerajaan Allah di muka bumi ini sehingga semua makhluk akan merasakan shalom (damai sejahtera Allah) di bumi ini;
    2. Matius 28:19-20: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptiskanlah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

    Visi global Bapa yang sering disebut sebagai Amanat Agung Yesus bagi para murid ini sekaligus menjadi visi wajib, visi pokok, atau visi utama kita (para guru sekolah minggu).

    Visi di atas membuat kita harus berjuang bersama Kristus yang menyertai kita. Berjuang untuk membuat semua bangsa (sebanyak mungkin orang) mau menerima Kristus dan menjadi murid-Nya! Jadi, anak-anak sekolah minggu bukan saja diharapkan menjadi anak yang percaya kepada Kristus. Lebih dari itu, mereka harus dididik menjadi murid Kristus. Murid yang belajar taat dan melakukan apa yang diperintahkan sang Guru, yaitu Yesus sendiri.

    "Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu." Guru bukan hanya bertugas membuat anak-anak memahami apa yang Yesus ajarkan, apa yang Yesus kehendaki, apa yang diberitakan oleh Alkitab, melainkan lebih dari itu. Guru diharapkan membuat anak-anak menjadi pelaku firman.

    Ajar anak-anak itu melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Yesus kepada kita, yaitu mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri (Mat. 22:34-40).

    Membuat para murid menjadi pelaku-pelaku firman yang melakukan perintah Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan visi wajib setiap guru sekolah minggu. Untuk itu, guru tidak cukup hanya pandai bercerita, meminta para anak belajar menghapalkan ayat, atau rajin ke sekolah minggu. Guru harus mengajar para murid untuk menjadi pelaku firman. Itu berarti setiap guru harus menjadi teladan bagi murid-muridnya. Setiap guru sekolah minggu harus menjadi kitab terbuka bagi semua muridnya sehingga mereka tahu bagaimana harus menjadi pelaku firman karena ada contoh nyata dalam hidup mereka.

    Beranikah para guru memerjuangkan visi global Bapa ini? Mudahkah? Tidak mudah, bahkan sangat sulit! Membawa seorang anak ke sekolah minggu saja tidak mudah, apalagi memuridkan anak itu menjadi pelaku-pelaku firman. Visi ini sungguh tidak mudah. Karena itulah, Kristus menyatakan, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman." Penyertaan Yesus inilah yang menjadi kekuatan bagi kita yang lemah untuk mewujudkan visi global Bapa.

    Sebuah visi biasanya adalah sebuah tujuan yang ideal, yang "hampir mustahil" untuk terwujud dengan sempurna. Namun, visi menjadi arah perjuangan kita. Walaupun menjadikan semua anak pelaku firman yang baik itu sulit, namun itulah visi kita. Visi global Bapa menjadi arah utama bagi pelayanan setiap guru sekolah minggu.

    VISI PRIBADI SEORANG GURU SEKOLAH MINGGU

    Di samping visi global Bapa yang merupakan visi utama seorang guru sekolah minggu, kita sebagai pribadi tentu saja boleh memiliki visi pribadi, sejauh tidak bertentangan dengan visi global Bapa. Jadi, visi pribadi harus mendukung visi global Bapa. Contohnya seperti berikut ini.

    Seorang guru bersemangat melayani kelasnya karena terdiri dari anak-anak "kampung" dengan tingkat ekonomi rendah dan dari kalangan orang tua yang belum mengenal Kristus. Walaupun hanya mengajar empat orang murid setiap Minggu, ia melakukannya dengan setia. Sebab ia berharap empat murid itu menjadi cikal bakal kekristenan di daerah itu. Puji Tuhan, dua keluarga dari murid itu menjadi orang percaya karena pengabaran Injil anaknya sendiri. Dan sepuluh tahun kemudian, beberapa keluarga di daerah itu menjadi percaya dan ada cukup banyak anak menjadi murid sekolah minggu. Bagaimana dengan ekonomi masyarakat? Kelompok kecil orang percaya ini menjadi kesaksian yang indah. Mereka berhasil memiliki tingkat kehidupan yang lebih baik. Anak-anak sekolah minggu yang telah mendapat beasiswa berhasil memeroleh pekerjaan yang baik. Dengan demikian, visi guru itu berhasil, meski baru sebagian karena ada begitu banyak anak di daerah terbelakang yang kondisinya seperti itu. Adakah guru lain yang memiliki visi yang sama?

    Visi pribadi setiap guru mungkin berbeda. Hal itu dapat terjadi karena perbedaan latar belakang, situasi, serta kondisi pelayanan. Visi pribadi biasanya lebih bersifat jangka pendek dan terbatas.

    Diambil dan disunting seperlunya dari:

    Judul buku : Mereformasi Sekolah Minggu: 8 Kiat Praktis Menjadikan Sekolah Minggu


    Berpusat pada Anak
    Penulis : Paulus Lie
    Penerbit : PBMR Andi, Yogyakarta 2003
    Halaman : 72 -- 74

    Dipublikasikan pula di:

    Nama situs : PEPAK
    Alamat URL : http://pepak.sabda.org/pustaka/071544/

    Last Posts

    Latar Belakang Wisma Pangestu

    Ide untuk membangun sarana atau tempat retreat muncul dari seorang missionari (The Christian and Missionary Alliance) yang bernama Judy Ann Gaskin. Beliau datang dari Amerika Serikat ke Indonesia khusus melayani bidang pelayanan anak. Sejak tahun 1972 beliau sudah melayani di Indonesia dan bekerja sama dengan Gereja Kemah Injil Indonesia (d/h KINGMI).

    Tahun 1979 untuk pertama kali diadakanlah retreat atau camping remaja GKII Jakarta dan Jawa Barat yang diprakarsai oleh Ms.Judy. Saat itu camping diadakan di daerah Cipanas – Jawa Barat, yang pesertanya berjumlah 50 orang dan hanya dibatasi untuk kelas remaja saja. Pelayanan camping ini terus berkembang dan amat diminati bukan saja oleh remaja namun anak-anak Sekolah Minggu juga. Tiap tahun jumlah peserta camping semakin bertambah. Mengingat pelayanan camping ini sangat efektif untuk membawa anak kepada Kristus; juga mendorong mereka untuk bertumbuh dan dewasa dalam Kristus; serta memberi diri untuk melayani Tuhan secara "full time" (pergi ke Sekolah Alkitab), maka dijadikanlah program tetap oleh Badan Pengurus Sekolah Minggu GKII Daerah Jabotabek.

    Kendala mulai muncul karena mahalnya sewa tempat dan seringkali sukar untuk mendapatkan tempat camping yang memadai di hari libur sekolah. Sekitar tahun 1987 Ms Judy melontarkan kerinduannya kepada Pdt.Markus G.Tembang (saat itu Ketua Klasis GKII Jabotabek) dan Ibu Syul Maatita (saat itu Ketua Sekolah Minggu Klasis GKII Jabotabek) serta beberapa rekan lainnya untuk memiliki tempat camping sendiri. Kerinduannya ini mendapat respon yang baik walaupun ada juga beberapa temannya yang menganggap kerinduannya itu seperti mimpi dan mustahil menjadi kenyataan.

    Kerinduan tersebut bukanlah mimpi belaka tetapi visi dari Allah dan Allah pula yang menggenapinya. Akhirnya tahun 1989 Tuhan memenuhi kerinduan tersebut dengan memberikan tanah seluas 1,4 hektar yang terletak di daerah Cicurug-Sukabumi, Jawa Barat melalui para donatur luar negeri yang dihubungi oleh Ms.Judy Gaskin. Tanah tersebut dibeli atas nama Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) yang saat itu diwakili oleh Pdt.Matias Abai (Ketua GKII Pusat) dan Pdt.John Mellolo (Ketua GKII Wilayah Jawa-Sumatera), yang selanjutnya dihibahkan kepada Yayasan Pangestu.

    Tanah tersebut dibiarkan kosong selama hampir 3 tahun mengingat dana belum ada untuk membangun. Meskipun demikian Panitia Pembangunan sementara mulai dibentuk yang terdiri dari Pdt.Matias Abai, Pdt.G.Kamphausen, Pdt.John Mellolo, Pdt.Abraham Darmaun (alm), Ibu Syul Maatita, Ms.Judy Gaskin dan Ir.Hanapi Sudrajat sebagai tenaga konsultan. Proposal perencanaan pembangunan dibuat oleh Ir.Hanapi dan Ms Judy mengajukan proposal tersebut kepada beberapa donatur di luar negeri dengan seijin Pdt.G.Kamphausen untuk mendapatkan bantuan dana. Puji Tuhan, pembangunan tahap I untuk mendirikan aula serba guna dimulai dengan dana yang cukup dan selesai pada bulan Mei 1993. Dana terus mengalir dan pembangunan tahap II untuk mendirikan 2 gedung penginapan dan rumah direktur Wisma pun dilanjutkan dan selesai pada bulan Mei 1994. Setelah beristirahat selama 2 tahun dan Ms.Judy kembali berjuang untuk mengumpulkan dana, maka pada bulan September 1996 dibangunlah gedung bertingkat untuk ruangan makan dan penginapan. Pembangunan tahap III selesai pada bulan Juni 1997. Mengingat dana masih tersisa maka dibangun lagi sebuah rumah staf yang selesai pembangunannya pada bulan Oktober 1997. Sungguh Tuhan itu amat baik, pertolongan-Nya selalu tepat waktu. Tidak lama setelah selesai pembangunan tahap IV, krisis ekonomi melanda Indonesia akibatnya harga bahan bangunan melambung sangat tinggi, tapi pembangunan Wisma Pangestu telah selesai dan terluput dari dampak krisis tersebut.

    Jadwal penyewaan dapat berubah sewaktu-waktu

    CLICK FORM HERE!!!