About us
- Wisma Pangestu
- adalah sarana retret, seminar, konvensi, dan pelatihan. Seluas 1,4 hektar di daerah Cicurug-Sukabumi, Jawa Barat. Sejauh mata memandang akan terlihat pemandangan gunung Pangrango dan Gunung Salak. Sarana penginapan yang tidak menyajikan kemewahan melainkan kebersihan, kerapian serta keluasan sehingga membantu para peserta maupun pengunjung untuk melengkapi dirinya berkarya bagi Kerajaan Allah
Informasi Harga, Fasilitas & Lokasi Wisma Pangestu
Rp. 100.000,- untuk per orang / hari (Makan 3x & Snack 2x) - Call For Info
Asrama Putra Akwila
Kapasitas 8 Kamar dengan tiap kamar dapat diisi 7 orang dan memiliki 6 kamar mandi
Asrama Putri Priskila
Kapasitas 8 Kamar dengan tiap kamar dapat diisi 7 orang dan memiliki 6 kamar mandi
Gedung Ebenhaezer
berkapasitas Ruang Makan di lantai dasar dan Asrama berkapasitas 8 Kamar dapat diisi 6 orang dilengkapi 8 kamar mandi
Gedung Baru (Baru diresmikan)
kapasitas 10 kamar dalam setiap kamar ada kamar mandi dengan 2 kamar dapat diisi 7 orang dan 8 kamar lainnya dapat diisi 6 orang
Penggunaan Aula Besar
(kapasitas 300 orang)
Pengunaan Aula Sedang
(kapasitas 125 orang)
Administrasi Perizinan Kegiatan
Rp. 150.000
Arah menuju Lokasi Wisma Pangestu
Kalau anda telah tiba di Cicurug
Turunlah di pasar Cicurug (dijalan utama Jl.Siliwangi) dan carilah Jl.H.Sanusi (gang) di dekat pasar tersebut (d/h.Jl.Kongsi). Ini juga gang dimana terdapat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jabar. Masuklah melalui jalan tersebut dan telusuri jalan aspal kira-kira 200 meter sampai Saudara menemui jalan rel kereta api. Lintasilah jalan kereta-api tsb. dengan hati-hati bila membawa anak-anak (tiada palang pengaman!) disebelah kanan anda akan melihat papan bertuliskan Wisma Pangestu.
Naik Angkutan Umum dari JABOTABEK
setelah tiba di Cicurug baca petunjuk di atas "Kalau anda tiba di Cicurug"
- Dari terminal Pulo Gadung naik bus yang jurusan Sukabumi.
- Dari terminal Tg.Priok naik bus yang jurusan Sukabumi.
- Dari UKI Cawang naik omprengan didepan HKBP yang jurusan Ciawi, kemudian sambung dengan L300 Jurusan Sukabumi-Bogor atau Angkot Jurusan Cicurug.
- Dari terminal Kalideres naik bus yang jurusan Sukabumi.
- Dari terminal Bekasi, Cikarang, Karawang naik bus yang jurusan Sukanbumi.
Naik kendaraan sendiri/coltmini dari Bogor dan kereta api dari JABOTABEK
setelah tiba di Cicurug baca petunjuk di atas "Kalau anda tiba di Cicurug"
- Ambillah jurusan Bogor, di Ciawi ambillah jurusan Sukabumi. Dari terminal Bogor naik Coltmini atau Angkot jurusan Cicurug/Sukabumi kemudian turunlah di pasar Cicurug
- Boleh juga naik kereta api jurusan Bogor kemudian sambung dengan kereta api jurusan Sukabumi dan turun di stasiun Cicurug. Dari stasiun Cicurug seberangilah jalan raya dan naik Angkot atau Koasi arah Ciawi/Bogor kemudian turun di Pasar Cicurug
Naik bis dari BANDUNG
setelah tiba di Cicurug baca petunjuk di atas "Kalau anda tiba di Cicurug"
- Dari terminal Leuwi Panjang naiklah bus yang jurusan Sukabumi. Turunlah di terminal Sukabumi kemudian naik kendaraan lagi yang menuju Bogor atau Jakarta dan turun di Pasar Cicurug
- Dari terminal Leuwi Panjang naiklah bus yang jurusan Bogor kemudian turun di Ciawi. Dari Ciawi naik angkot atau koasi jurusan Cicurug dan turunlah di pasar Cicurug
Parkir Kendaraan Pribadi
Kendaraan pribadi anda dapat dilokasi yang cukup dekat dengan Wisma Pangestu. Penempatan mobil serta isinya merupakan tanggungjawab anda sendiri. Sebaiknya hubungilah kami dengan keterangan berapa tempat parkir yang diperlukan agar segala sesuatunya bisa kami urus dan tempat parkir bisa kami sampaikan pada anda sebelum berangkat ke Cicurug.
Mission Statement dan Badan Pengurus Yayasan Pangestu
Mission Statement
Wisma Pangestu Cicurug ada untuk memuliakan Allah dengan menjadi alat transformasi bagi masyarakat dan Gereja
Wisma Pangestu Cicurug menerima tanggung jawab dari Allah untuk menjadi alat transformasi melalui penyediaan:
*Sarana dan fasilitas
*Pembinaan dan pelatihan
*Penyediaan program-program khusus
*Fasilitator program masyarakat
Pengurus Yayasan Pangestu
Wisma Pangestu dikelola oleh sebuah Yayasan yang bernama Yayasan Pangestu Cicurug.
SUSUNAN BADAN PENGURUS LENGKAP YAYASAN PANGESTU CICURUG
BADAN PEMBINA
Pdt.John Mellolo, M.Div. (Ketua)
Ibu Syul Maatita (Sekretaris)
Pdt. Dr.Y.Y.Tomatala (Anggota Ex-officio)
Pdt.G.Marso Daniel, M.Div. (Anggota Ex-officio)
Pdt.Max Sumarauw (Anggota)
BADAN PENGAWAS
Judy Gaskin (Ketua)
Peter Darmaun (Wkl.Ketua)
Mick Lorenz (Anggota)
Yakub Darmaun (Anggota)
Ibu Yohana Ouw (Anggota)
BADAN PENGURUS
Ev.Ivone Palar, MA (Ketua)
Pdt.Masjohnly Daud, S.Th (Wkl.Ketua)
Christine Silitonga (Sekretaris)
Pdt.Nuryati, S.PAK (Bendahara)
Rita Laga (anggota)
Rico Suwarna (anggota)
Mauritz Maatita (Anggota)
Monday, December 14, 2009
Arti Natal
Hal ini benar-benar sangat bagus untuk tahu bahwa, setidaknya setahun sekali, beberapa orang berpikir tentang saya.
Perayaan ulang tahunku dimulai bertahun-tahun yang lalu. Pada awalnya orang-orang tampaknya mengerti dan bersyukur untuk semua yang saya lakukan bagi mereka, tetapi dalam kali ini, tak ada yang tahu atau peduli dengan alasan untuk merayakan.
Keluarga dan teman-teman berkumpul bersama dan memiliki banyak kesenangan, tetapi mereka tidak tahu arti perayaan. Aku ingat bahwa tahun lalu ada pesta besar dalam kehormatan. Meja makan penuh dengan makanan lezat, kue-kue, buah-buahan, berbagai macam kacang dan coklat. Dekorasi yang sangat indah dan ada banyak, banyak hadiah yang dibungkus indah.
Tapi, apakah kamu ingin tahu sesuatu? Aku sebenarnya tidak diundang! Saya adalah tamu kehormatan dan mereka telah lupa untuk mengirim saya sebuah undangan.
Pesta ini untukku, tetapi ketika hari besar itu datang, aku ditinggalkan di luar. Mereka menutup pintu di wajahku .. dan ketika aku ingin bersama mereka dan membagi meja mereka.
Sebenarnya, itu tidak mengejutkan saya, karena selama beberapa tahun terakhir, banyak yang telah menutup pintu mereka untuk saya. Walaupun saya tidak diundang, aku memutuskan untuk memasuki pesta itu diam-diam. Aku masuk dan berdiri di sudut.
Seorang pria gemuk besar, berpakaian merah dan memakai jenggot putih panjang, memasuki ruangan, tertawa "Ho-Ho-Ho!" Aku tahu tentang dia. Dia disebut Santa Claus, diciptakan orang bertahun-tahun yang lalu untuk membagikan hadiah dan untuk membantu menyebarkan semangat niat baik dan cinta untuk satu sama lain, aku yang telah mengajari mereka tentang itu. Dia duduk di sofa, sementara semua anak berlari ke dia, sambil berteriak: "Santa! Santa!" Seolah-olah pesta ini untuk kehormatannya!
Pada tengah malam semua orang mulai berpelukan. Aku mengulurkan tangan, menunggu seseorang untuk memelukku dan, kau tahu, tidak ada orang yang memeluk aku!?
Tiba-tiba mereka semua mulai berbagi hadiah. Mereka membukanya satu per satu dengan harapan besar. Ketika semuanya sudah dibuka, aku menoleh untuk melihat apakah, mungkin, ada satu untukku. Tak ada.
Apa yang akan kamu rasakan jika, di pesta ulang tahunmu, semua orang berbagi hadiah dan kamu tidak mendapatkannya? Aku mengerti bahwa aku tidak diinginkan di pesta itu dan diam-diam. Setiap tahun ada yang lebih parah. Orang hanya ingat hadiah, pesta, untuk makan dan minum, dan tidak ada yang ingat aku.
Aku akan benar-benar menyukai Natal ini jika kamu mengizinkan saya untuk masuk ke dalam hidupmu. Saya ingin bahwa kamu menyadari fakta bahwa, sekitar dua ribu tahun lalu, saya datang ke dunia ini untuk memberikan hidup saya di kayu salib, untuk menyelamatkanmu.
Hari ini, saya hanya ingin bahwa kamu percaya dengan segenap hatimu.
Saya ingin berbagi sesuatu dengan kamu. Banyak yang tidak mengundang saya untuk pesta mereka, tetapi tidak apa-apa, aku akan mengadakan perayaanku sendiri: Sebuah pesta yang megah karena tidak ada seorang pun yang pernah membayangkannya, sebuah pesta spektakuler.
Saya masih membuat persiapan terakhir .. saya mengirimkan undangan kepada semua orang, jadi ada undangan untuk Anda.
Saya ingin tahu apakah kamu ingin menghadirinya dan aku akan membuat reservasi untukmu dan menuliskan namamu dengan huruf emas di buku tamu besar saya.
Hanya orang-orang pada daftar tamu akan diizinkan dalam di pesta itu. Mereka yang tidak menjawab undangan, akan ditinggalkan di luar. Bersiaplah, karena, ketika semua sudah siap, kamu akan menjadi salah satu tamu kehormatan di pesta besar saya.
Sampai jumpa.
Aku mengasihi kamu!
Yesus
Last Posts
Latar Belakang Wisma Pangestu
Tahun 1979 untuk pertama kali diadakanlah retreat atau camping remaja GKII Jakarta dan Jawa Barat yang diprakarsai oleh Ms.Judy. Saat itu camping diadakan di daerah Cipanas – Jawa Barat, yang pesertanya berjumlah 50 orang dan hanya dibatasi untuk kelas remaja saja. Pelayanan camping ini terus berkembang dan amat diminati bukan saja oleh remaja namun anak-anak Sekolah Minggu juga. Tiap tahun jumlah peserta camping semakin bertambah. Mengingat pelayanan camping ini sangat efektif untuk membawa anak kepada Kristus; juga mendorong mereka untuk bertumbuh dan dewasa dalam Kristus; serta memberi diri untuk melayani Tuhan secara "full time" (pergi ke Sekolah Alkitab), maka dijadikanlah program tetap oleh Badan Pengurus Sekolah Minggu GKII Daerah Jabotabek.
Kendala mulai muncul karena mahalnya sewa tempat dan seringkali sukar untuk mendapatkan tempat camping yang memadai di hari libur sekolah. Sekitar tahun 1987 Ms Judy melontarkan kerinduannya kepada Pdt.Markus G.Tembang (saat itu Ketua Klasis GKII Jabotabek) dan Ibu Syul Maatita (saat itu Ketua Sekolah Minggu Klasis GKII Jabotabek) serta beberapa rekan lainnya untuk memiliki tempat camping sendiri. Kerinduannya ini mendapat respon yang baik walaupun ada juga beberapa temannya yang menganggap kerinduannya itu seperti mimpi dan mustahil menjadi kenyataan.
Kerinduan tersebut bukanlah mimpi belaka tetapi visi dari Allah dan Allah pula yang menggenapinya. Akhirnya tahun 1989 Tuhan memenuhi kerinduan tersebut dengan memberikan tanah seluas 1,4 hektar yang terletak di daerah Cicurug-Sukabumi, Jawa Barat melalui para donatur luar negeri yang dihubungi oleh Ms.Judy Gaskin. Tanah tersebut dibeli atas nama Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) yang saat itu diwakili oleh Pdt.Matias Abai (Ketua GKII Pusat) dan Pdt.John Mellolo (Ketua GKII Wilayah Jawa-Sumatera), yang selanjutnya dihibahkan kepada Yayasan Pangestu.
Tanah tersebut dibiarkan kosong selama hampir 3 tahun mengingat dana belum ada untuk membangun. Meskipun demikian Panitia Pembangunan sementara mulai dibentuk yang terdiri dari Pdt.Matias Abai, Pdt.G.Kamphausen, Pdt.John Mellolo, Pdt.Abraham Darmaun (alm), Ibu Syul Maatita, Ms.Judy Gaskin dan Ir.Hanapi Sudrajat sebagai tenaga konsultan. Proposal perencanaan pembangunan dibuat oleh Ir.Hanapi dan Ms Judy mengajukan proposal tersebut kepada beberapa donatur di luar negeri dengan seijin Pdt.G.Kamphausen untuk mendapatkan bantuan dana. Puji Tuhan, pembangunan tahap I untuk mendirikan aula serba guna dimulai dengan dana yang cukup dan selesai pada bulan Mei 1993. Dana terus mengalir dan pembangunan tahap II untuk mendirikan 2 gedung penginapan dan rumah direktur Wisma pun dilanjutkan dan selesai pada bulan Mei 1994. Setelah beristirahat selama 2 tahun dan Ms.Judy kembali berjuang untuk mengumpulkan dana, maka pada bulan September 1996 dibangunlah gedung bertingkat untuk ruangan makan dan penginapan. Pembangunan tahap III selesai pada bulan Juni 1997. Mengingat dana masih tersisa maka dibangun lagi sebuah rumah staf yang selesai pembangunannya pada bulan Oktober 1997. Sungguh Tuhan itu amat baik, pertolongan-Nya selalu tepat waktu. Tidak lama setelah selesai pembangunan tahap IV, krisis ekonomi melanda Indonesia akibatnya harga bahan bangunan melambung sangat tinggi, tapi pembangunan Wisma Pangestu telah selesai dan terluput dari dampak krisis tersebut.
No comments:
Post a Comment